ASUHAN KEBIDANAN
PADA NY “L” GIII P10011 UK 42 MINGGU
DENGAN KETUBAN PECAH DINI (KPD)
DI PAVILIUN PONEK RSUD JOMBANG
Di Susun oleh:
WULANDARI
7210069
PRODI DIII KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM
JOMBANG
2012
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Dalam
keadaan normal, selaput ketuban pecah dalam proses persalinan. Ketuban pecah
dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Bila ketuban
pecah dini sebelum usia kehamilan 37 minggu di sebut ketuban pecah dini pada
kehamilan prematur. Dalam keadaan normal 8-10 % perempuan hamil aterm akan
mengalami ketuban pecah dini.
Ketuban
pecah dini prematur terjadi pada 1% kehamilan pecahnya selaput ketuban
berkaitan dengan perubahan proses biokimia yang terjadi dalam kolagen matrix
ekstra seluler amnion, korion dan apoptosis membrane janin. Membraan janin dan
desidua bereaksi terhaap stimuli seperti infeksi dan peregangan selaput ketuban
dengan memproduksi mediator seperti prostaglandin, sitokinin dan protein hormon
yang merangsang aktivitas matrix degrading enzim.
B.
Tujuan
Mahasiswa
mampu menerapkan SOAP sesuai dengan kasus asuhan kebidanan pada KPD (ketuban
pecah dini) serta mendapatkan pengalaman tentang asuhan paa KPD (ketuban pecah
dini).
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Pengertian
Ketuban Pecah dini
Selaput
ketuban yang membatasi rongga amnion terdiri atas amnion dan karion yang sangat
erat kaitannya, lapisan ini terdiri atas beberapa sel seperti sel epitel, sel
mesenkim dan sel trofoblas yang terikat erat dalam matriks kolagen. Selaput
ketuban berfungsi mengahasilkan air ketuban dan melindungi janin terhadap
infeksi.
Dalam
keadaan normal, selapu ketuban pecah dalam proses persalinan, ketuban pecah
dini adalah keadaan pecahnya selaput ketuban sebelum persalinan. Bila ketuban
pecah dini terjadi sebelum usia kehamilan 37 minggu di sebut ketuban pecah dini
pada kehamilan premature. Dalam keadaan normal 8-10% perempuan hamil aterm akan
mengalami ketuban pecah dini. (sarwono prawirohardjo, 2008)
Ketuban
pecah dini prematur terjadi pada 1% kehamilan pecahnya selaput ketuban
berkaitan dengan perubahan proses biokimia yang terjadi dalam kolagen matrix
ekstra seluler amnion, korion dan apoptosis membrane janin. Membraan janin dan
desidua bereaksi terhaap stimuli seperti infeksi dan peregangan selaput ketuban
dengan memproduksi mediator seperti prostaglandin, sitokinin dan protein hormon
yang merangsang aktivitas matrix degrading enzim. (sarwono prawirohardjo,2008)
B.
Mekanisme
ketuban pecah dini
Ketuban
pecah dalam persalinan secara umum disebabkan oleh kontraksi uterus dan
peregangan berulang. Selaput ketuban pecah karena pada daerah tertentu terjadi
perubahan biokimia yang menyebabkan selaput ketuban inferior rapuh, bukan
karena seluruh selaput ketuban rapuh.
Terdapat
keseimbangan antara sintesis dan degradasi ekstraseluler matrix, perubahan
stuktur, jumlah sel dan katabolisme kolagen menyebabkan selaput ketuban pecah.
Factor resiko untuk terjadinya
ketuban pecah dini adalah:
·
Berkurangnya asam
askorbik sebagai komponen kolagen
·
Berkurangnya tembaga
dan asa askorbikyang berkaitan pertumbuhan struktur abnormal karena antara lain
merokok.
Degradasi
kolagen di mediasi matriks metalloproteinase (MMP) yang dihambat oleh inhibitor
jaringan spesifik dan inhibitor protease.
Mendekati
waktu persalinan, keseimbangan antara MMP dan TIMP-1 mengarah pada degradasi
proteolitik dari matrix ekstraseluler dan membran janin. Aktivitas degradasi
proteolitik ini meningkat menjelang persalinan. Pada penyakit periodontitis
dimana terdapat peningkatan MMP, cenderung terjadi ketuban pecah dini.
Selaput
ketuban sangat kuat dalam kehamilan muda. Pada trimester 3 selaput ketuban
mudah pecah. Melemahnya kekuatan selaput ketuban pada hubungannya dengan
pembesaran uterus, kontraksi rahim, dan gerakan janin. Pada trimester terakhir
terjadi perubahan biokimia pada selaput ketuban. Pecahnya ketuban pada
kehamilan aterm merupakan hal fisiologis. Ketuban pecah dini pada kehamilan
prematur disebabkan oleh adanya faktor-faktor eksternal, misalnya infeksi yang
menjalar dari vagina. Ketuban pecah dini prematur sering terjadi pada
polihidramnion, inkompeten serviks, solusio plasenta.(sarwono, 2008)
C.
Komplikasi
Komplikasi yang timbul akibat ketuban pecah dini
bergantung pada usia kehamilan dapat terjadi infeksi maternal ataupun neonatal,
persalinan prematur, hipoksia karena kompresi tali pusat, deformitas janin,
meningkatnya insiden sectio secarea, atau gagalnya persalinan normal.
·
Persalinan prematur
Setelah ketuban pecah biasanya segera disusul oleh persalinan.
Periode laten tergantung umur kehamilan. Pada kehamilan aterm 90% terjadi dalam
24 jam setelah ketuban pecah. Pada kehamilan antara 28-34 minggu 50% persalinan
dalam 24 jam. Pada kehamilan kurang dari 26 minggu persalinan terjadi dalam 1
minggu.
·
Infeksi
Resiko infeksi ibu dan anak meningkat pada ketuban pecah
dini. Pada ibu terjadi korioamnionitis. Pada bayi dapat terjadi septikemia,
pneumonia, omfalitis. Umumnya terjadi korioamnionitis sebelum janin terinfeksi.
Pada ketuban pecah dini prematur, infeksi lebih sering daripada aterm. Secara
umum insiden infeksi sekunder pada ketuban pecah dini meningkat sebanding
dengan lamanya periode laten.
·
Hipoksia dan
asfiksia
Dengan pecahnya ketuban mterjadi oligohidramnion yang
menekan tali pusat hingga terjadi asfiksia atau hipoksia. Terdapat hubungan
antara terjadinya gawat janin dan derajat oligohidramnion, semakin sedikit air
ketuban, janin semakin gawat.
·
Sindrom deformitas
janin
Ketuban pecah dini yang terjadi terlalu dini menyebabkan
pertumbuhan janin terhambat, kelainan disebabkan komposisi muka dan anggota
badan janin, serta hipoplasi pulmonas. (sarwono prawirohardjo, 2008)
Penatalaksanaan ketuban pecah dini:
·
Pastikan diagnosis
·
Tentukan umur
kehamilan
·
Evaluasi ada
tidaknya infeksi maternal ataupun infeksi janin
·
Apakah dalam
keadaan inpartu, terdapat kegawatan janin
Riwayat keluarga air ketuban berupa cairan jernih keluar
dari vagina yang kadang-kadang disertai tanda-tanda lain dalam persalinan.
Diagnosis ketuban pecah dini prematur dengan inspekulo dilihat
adanya cairan ketuban keluar dari kavum uteri. Pemeriksaan PH vagina perempuan
hamil sekitar 4,5 bila ada caira ketuban PH nya sekitar 7,1-7,3. Antiseptic
yang alkalin akan menaikan PH vagina.
Dengan pemeriksaan ultrasound adanya ketuban pecah dini
dapat dikonfirmasikan denga adanya oligohidramnion. Bila air ketuban normal
agaknya ketuban pecah dapat diragukan serviks.
Penderita dengan kemungkinan ketuban pecah dini harus
masuk rumah sakit untuk diperiksa lebih lanjut. Jika pada perawatan air ketuban
berhenti keluar, pasien dapat pulang untuk dirawat jalan. Bila terdapat
persalinan dalam kala aktif, kotioamnionitis, gawat janin, persalinan
diterminasi. Bila ketuban pecah dini dalam kehamilan prematur, diperlukan
penatalaksanaan yang komperhensif. Secara umum penatalksanaan pasien ketuban
pecah dini yang tidak dalam persalinan serta tidak ada infeksi dan gawat janin,
penatalaksanaannya bergantung pada usia kehamilan. (sarwono prawirohardjo, 2008)
·
Diagnosis
Tentukan pecahnya
selaput ketuban, dengan adanya cairan ketuban divagina. Jika tidak ada dapat
dicoba dengan menggerakan sedikit bagian terbawah janin atau meminta pasien
batuk atau mengedan. Penentuan cairan ketuban dapat dilakukan dengan tes lakmus
merah menjadi biru. Tentukan usia kehamilan, bila perlu dengan pemeriksaan USG.
Tentukan ada tidaknya infeksi, tanda-tanda infeksi adalah bila suhu ibu lebih
dari 38 C serta air ketuban keruh dan berbau. Leukosit darah >15.000/mm.
Janin yang mengalami takikardi, mungkin mengalami infeksi intrauterin. Tentukan
tanda-tanda persalinan dan skoring velviks. Tentukan adanya kontraksi yang
teratur. Periksa dalam dilakukan penanganan aktif (terminasi kehamilan).
(sarwono prawirohardjo, 2008)
D.
Penanganan
·
Konservatif
Rawat dirumah
sakit, berikan antibiotik (ampisilin 4x500 mg atau eritromisin bila tidak tahan
ampisilin dan metronidasol 2x500 mg selama 7 hari). Jika umur kehamilan
<32-34 mgg dirawat selama air ketuban masih keluar, atau sampai air ketuban
tidak keluar lagi. Jika usia kehamilan 32-37 minggu, belum inpartu tidak ada
infeksi tes bisa negatif beri dexametason, observasi tanda-tanda infeksi, dan
kesejahteraan janin. Terminasi pada kehamilan 37 minggu. Jika kehamilan 32-37
mgg, sudh inpartu, tidak infeksi berikan tokolitik (sulbatamol), dexametason,
dan induksi sesudah 24 jam. Jika usia kehamilan 32-37 mgg, ada infeksi beri
antibiotik dan lakukan induksi, nilai tanda-tanda infeksi (suhu, leukosit,
tanda-tanda infeksi intrauterin). Pada usia kehamilan 32-37 mngg berikan
steroid untuk memacu kematangan paru janin, dan bila memungkinkan periksa kadar
lesitin dan spingomielin tiap minggu. Dosis betametason 12 mg sehari dosis
tunggal selama 2 hari, dexametason IM 5
mg setiap 6 jam sebanyak 4x. (sarwono prawirohardjo,2008)
BAB III
TINJAUAN KASUS
SOAP PADA NY “L”
GIII P10011 UK 42 MINGGU
DENGAN KETUBAN
PECAH DINI (KPD)
DI PAVILIUN
PONEK RSUD JOMBANG
Tanggal
pengkajian : 10-07-2012 Tanggal
MRS : 10-07-2012
Jam
: 10.30 WIB Jam : 08.30 WIB
No.
Register : 13-29-73
S : Subjektif
1. Identitas
Nama :
Ny ”L” Nama
suami : Tn “M”
Umur :
29 tahun Umur
: 37 tahun
Agama :
islam Agama
: islam
Suku/bangsa :
jawa/indonesia suku/bangsa :jawa/indonesia
Pendidikan :
SMP Pendidikan
: SMP
Pekerjaan :
IRT Pekerjaan
: pedagang
Alamat :
kesamben Alamat
: kesamben
2. Keluhan utama
Ibu mengatakan tidak ada keluhan apa-apa, hanya
mengkhawatirkan keadaan bayinya karena air kawah sudah keluar tanggal
09-07-2012 jam 20.00 WIB.
3. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien datang kiriman poli kandungan tanggal 10-07-2012
jam 09.00 WIB dengan ketuban pecah dini (KPD) tanggal 09-07-2012 jam 20.00 WIB.
4. Riwayat kebidanan
a.
Riwayat menstruasi
Menarche : 13 tahun
Siklus haid : 28 hari
Teratur/tidak : teratur
Lama haid : ± 6 hari
Banyaknya : 3-4x/ hari ganti softek
Keluhan : tidak ada keluhan
b.
Riwayat kehamilan
sekarang
Ć Ibu mengatakan hamil anak ke 3 dengan usia kehamilan 10
bulan, dan ketuban sudah pecah tanggal 09-07-2012 jam 20.00 WIB
HPHT : 19-09-2011
TP : 25-06-2012
Umur kehamilan : 42
minggu
Ć Periksa ANC
TM I
o Periksa di bidan 2x
o Keluhan : mual,
pusing
o Obat yang didapat : fe, B6, kalk
o Penyuluhan : istirahat yang cukup, makan sedikit tapi
sering, minum tablet tambah darah pada malam hari agar tidak mual.
TM 2
o Periksa di bidan 3x
o Keluhan : tidak ada keluhan
o Obat yang didapat : Fe, kalk
o Penyuluhan : istirahat yang cukup, pola nutrisi di
tambah, minum tablet tambah darah pada malam hari agar tidak mual.
TM 3
o Periksa di bidan 3x
o Keluhan : sakit punggung
o Obat yang didapat : Fe, kalk
o Penyuluhan : anjurkan minum banyak, pola nutrisi di
tambah, istirahat yang cukup
c.
Riwayat kehamilan,
persalinan, dan nifas yang lalu
Perkawinan ke
|
Kehamilan
|
Persalinan
|
Anak
|
Nifas
|
||||||
Ke
|
UK
|
Jenis
|
Penolong
|
Tempat
|
Penyulit
|
BB/PB
|
Jns kel
|
Penyulit
|
ASI
|
|
1.
2.
3.
|
1.
2.
|
9 bulan
3 bulan
H A M I L I N I
|
Spt B
abortus
|
BIDAN
|
BPM
|
-
|
3000 gr
|
P
|
-
|
+
|
d.
Riwayat KB
Ibu mengatakan
setelah kelahiran anak pertama ibu menggunakan alat kontrasepsi KB suntik
selama 6 bulan.
5. Pola kebiasaan sehari-hari
a.
Nutrisi
§ Makan : 3x/ hari, porsi sedang, nafsu makan baik, menu :
nasi, lauk pauk, sayur, kadang susu.
b.
Istirahat : tidur
siang ±2 jam/ hari, malam ±6-7 jam/ hari
c.
Eliminasi
§ BAB 1x/ hari, konsistensi lembek, ,warna kuning, bau khas
§ BAK 4-5x/ hari, warna kuning jerni, bau khas
d.
Personal hygiene :
mandi 2x/ hari, gosok gigi 2x/ hari, ganti baju dan pakaian dalam 2x/ hari,
keramas 3x seminggu.
O : Objektif
1. Pemeriksaan umum
Keadaan umum :
baik
Kesadaran :
composmentis
TTV
TD : 120/80
mmHg
N : 88x/
menit
S : 36,7 C
RR : 22X/
menit
TB : 156 cm
BB sebelum hamil : 60 kg
BB saat hamil : 68
kg
LILA : 27 cm
TFU : 34 cm
2. Pemeriksaan fisik khusus
a.
Insfeksi
§ Kepala :
rambut warna hitam, kulit kepal bersih
§ Muka : tidak
pucat, tidak ada oedema
§ Mata :
konjungtiva merah muda, sklera putih
§ Mulut : tidak
ada stomatitis, tidak ada caries gigi
§ Leher :
tidak ada pembesaran kelenjar tyroid, dan vena jugularis
§ Payudara : puting
susu menonjol, areola mamae hyperpigmentasi, payudara tampak bersih
§ Abdomen : terdapat
pembesaran sesuai dengan usia kehamilan, terdapat linea nigra, tidak ada bekas
operasi
§ Genetalia :
terlihat bersih, mengeluarkan lendir bercampur darah, tidak ada keluhan
§ Ekstremitas: tidak ada oedema, terpasang infus Rl pada
tangan sebelah kiri
b.
Palpasi
§ Leher : tidak
ada pembesaran kelenjar tyroid dan vena jugularis
§ Payudara : tidak
ada kelainan, tidak nyeri tekan, colostrum –
§ Abdomen
o Leopold I : TFU : 3
jari bawah Px, UK: 42 minggu, teraba bokong (bulat, lunak, tidak melenting)
o Leopold II
: bagian kanan ibu teraba punggung janin (panjang, datar, seperti papan),
bagian kiri perut ibu teraba bagian terkecil janin
o Leopold III : Teraba kepala janin (keras, bulat,
melenting)
o Leopold IV : sudah masuk PAP (disvergen)
c.
Auskultasi
§ Dada : tidak
ada whezing dan ronchi
§ Abdomen : DJJ :
(11-11-12)x 4= 136x/ menit
d.
Perkusi
-
A : Analisa Data
Dx
: Ny “L” GIII P10011 UK 42 minggu
dengan ketuban pecah dini (KPD)
Ds : ibu mengatakan hamil anak ke-3 dengan
usia kehamilan 10 bulan sudah mengeluarkan ketuban tanggal 09-07-2012 jam 20.00
WIB .
Do :
§ Keadaan umum :
baik
§ Kesadaran :
composmentis
§ TTV
TD : 120/80
mmHg
N : 88X/
menit
S : 36,7 C
RR : 22x/
menit
§ Dada : terdapat
hyperpigmentasi areola mamae dan puting susu menonjol, belum ada pengeluaran
ASI
§ Abdomen
o Leopold I :
TFU : 3 jari bawah Px, UK: 42 minggu, teraba bokong (bulat, lunak, tidak
melenting)
o Leopold II :
bagian kanan ibu teraba punggung janin (panjang, datar, seperti papan), bagian
kiri perut ibu teraba bagian terkecil janin
o Leopold III : Teraba kepala janin (keras, bulat,
melenting)
o Leopold IV : sudah masuk PAP (disvergen)
DJJ : (11-11-12)x 4
= 136x/ menit
His : -
VT : Belum ada
pembukaan
Lakmus : warna merah menjadi
biru
Masalah
: -
Kebutuhan
:
o
Konseling kepada
keluarga tentang tindakan yang akan dilakukan
o
Kolaborasi dengan
tim medis dalam bentuk operasi sesar
P : Penatalaksanaan
1. 10-07-2012
Jam: 10.30 WIB
o Lakukan pendekatan teraupetik pada ibu
o Melakukan pendekatan teraupetik pada ibu agar ibu merasa
nyaman dan percaya pada petugas kesehatan
o Ibu merasa nyaman dan dapat percaya pada petugas kesehatan
2. 10-07-2012
Jam: 10.45 WIB
o Lakukan observasi TTV dan CHPB
o Melakukan observasi TTV dan CHPB pada ibu dengan ,hasil :
TD : 120/70 mmHg
N : 84X/ menit
RR : 20x/ menit
S : 36,7 C
DJJ : (11-11-12)x4=
140x/ menit
His : -
VT : tanggal
10-07-2012 jam : 10.45 WIB belum ada pembukaan
o Untuk mengetahui kondisi ibu dan janinnya
3. 10-07-2012
Jam : 11.00 WIB
o Lakukan konseling pada ibu dan keluarga tentang tindakan
yang akan dilakukan
o Melakukan konseling pada ibu dan keluarga tentang
tindakan yang akan dilakukan yaitu akan dilakukan operasi sesar, inform konsen
dengan keluarga
o Agar keluarga mengetahui dan dapat menyetujui tindakan
yang akan dilakukan pada ibu.
4. 10-07-2012
Jam : 11.30 WIB
o Kolaborasi dengan tim medis dan dokter
o Melakukan
kolaborasi dengan tim medis dan dokter dalam pemberian terapi :
§ Infus RL
§ Injeksi ceftri 2x 1 mg
§ Pro SC jam 12.30 WIB
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Asuhan kebidanan SOAP pada Ny “L” GIII P10011 UK 42
minggu dengan ketuban pecah dini telah dilakukan asuhan kebidanan pada Ny”L”
dapat disimpulkan bahwa Ny “L” akan dilakukan operasi secti sesarea, karena
kondisi janin yang tidak memungkinkan dilakukan pertolongan persalinan normal.
B.
Saran
1.
Bagi mahasiswa
Mempelajari lebih
lanjut tentang teori yang berhubungan dengan asuhan kebidanan dengan KPD,
sehingga mampu memberikan asuhan pada Ny”L” secara komperhensif.
2.
Bagi petugas
kesehatan
Petugas memberikan asuhan
komperhensif secara tepat, aman dan cepat.
DAFTAR PUSTAKA
·
Prawirohardjo, sarwono.
2008. ILMU KEBIDANAN. PT bina pustaka sarwono praworohardjo, jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar