ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI “Y” UMUR 1 HARI
DENGAN HIPOTERMIA SEDANG
DI PAVILIUN ANGGREK RSUD JOMBANG
\
Disusun Oleh :
WULANDARI
7210069
PRODI D III KEBIDANAN
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ‘ULUM
JOMBANG
2012
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan
kehadirat Allah SWT atas berkah rahmat dan hidayah-Nya sehingga saya dapat
menyelesaikan Asuhan Kebidanan yang berjudul ”Asuhan Kebidanan Pada bayi ”Y”
umur 1 hari dengan hipotermia sedang. Asuhan kebidanan ini disusun sebagai
tugas praktek klinik kebidanan.
Terima kasih juga kami
sampaikan kepada :
1. Ibu Indah hera D, Amd.kep selaku
pembimbing praktek
2. H.M.Zulfikar As’ad. MPR selaku penanggung
jawab FIK akademi kebidanan darul ulum
3. Sabrina Dwi Prihartini SKM selaku Ka.
Prodi D III Kebidanan FIK UNIPDU Jombang.
4. Ibu Dian Puspitayani, M.Kes selaku dosen
pembimbing
5. Segenap dosen di akademi kebidanan Darul
’Ulum Jombang
6. Pihak pasien dan rekan-rekan yang telah
membantu dalam penyusunan asuhan kebidanan ini.
Penulis menyadari bahwa Asuhan
Kebidanan ini jauh dari sempurna, oleh karena itu saya mengharap kritik dan
saran yang bersifat membangun dari semua pihak untuk kesempurnaan lebih
lanjutnya dari penyusunan asuhan kebidanan ini.
Saya berharap semoga asuhan
kebidanan ini dapat bermanfaat bagi pembaca umumnya dan penulis khususnya.
Jombang,
Juni 2012
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Kematian
prenatal di Indonesia merupakan kematian nomor 2 setelah maternal, penelitian
ini menunjukan bahwa lebih dari 50 % kematian bayi terjadi dalam periode
neonatal yaitu dalam bulan pertama kehidupan kurang baiknya penanganan yang
dapat mengakibatkan cacat seumur hidup bahkan kematian.
Disamping
itu perlu dilakukan pula pembinaan kesehatan prenatal yang memadai dan
penanggulangannya. Factor-faktor yang menyebabkan kematian prenatal yang
meliputi perdarahan, infeksi, kelhiran preterm, asfiksi, hipotermi, misalnya
sebagai akibatnya hipotermi pada bayi baru lahir yang bisa terjadinya
hipoglikemia pada bayi baru lahir dan dapat mengakibatkan kerusakan otak.
Gejala awal hipotermi apabila suhu <36 C atau kedua kaki dan tangan teraba
dingin, maka bayi sudah mengalami hipotermi sedang (suhu 32 C-36 C) disebut
hipotermi sedang bila suhu tubuh <32 C. hipotermi menyebabkan terjadinya
penyempitan pembuluh darah yang mengakibatkan terjadinya metabolis anerobik
meningkatkan kebutuhan oksigen, mengakibatkan terjadinya hipoksemia dan
berlanjut dengan kematian. (saifudin, 2002)
B.
Tujuan
Mahasiswa
mampu menerapkan SOAP sesuai dengan kasus asuhan bayi dengan hipotermia serta
mendapatkan pengalaman tentang asuhan pada bayi dengan hipotermia.
BAB II
LANDASAN TEORI
A.
Pengertian
Hipotermia adalah penurunan suhu
tubuh di bawah 36ᵒ C. (dep.kes. RI. 1994)
Suhu normal bayi baru lahir berkisar
36,5ᵒC – 37,5ᵒC. gejala awal hipotermia apabila suhu <36ᵒC atau kedua kaki,
dan tangan teraba dingin. Bila seluruh bayi teraba dingin maka bayi sudah mengalami
hipotermi sedang ( 32 C – 36 C). disebut hipotermi sedang bila suhu <32 C.
hipotermi menyebabkan terjadinya penyempitan pembuluh darah yang mengakibatkan
terjadinya metabolis anerobik, meningkatkan kebutuhan oksigen, mengakibatkan
hipoksia dan berlanjut dengan kematian. (saifudin, 2002)
·
Mekanisme
kehilangan panas pada bayi baru lahir :
a. Radiasi : dari objek ke panas bayi. Contoh: timbangan dingin tanpa alas.
b. Epavorasi : karena penguapan cairan yang melekat pada kulit. Contoh : air
ketuban pada bayi baru lahir tidak cepat dikeringkan.
c. Konduksi : panas tubuh di ambil oleh suatu permukaan yang melekat di tubuh.
Contoh : pakaian bayi yang basah tidak cepat dig anti.
d. Konveksi : penguapan dari tubuh ke udara. Contoh : angin dari tubuh bayi
baru lahir.
(wiknjosastro,1994)
B.
Penilaian hipotermia pada bayi baru
lahir
Gejala hipotermia pada bayi baru
lahir
a. Bayi tidak mau minum atau menetek
b. Bayi tampak lesu atau mengantuk
c. Tubuh bayi teraba dingin
d. Dalam keadaan berat, denyut jantung
bayi menurun, dan kulit tubuh bayi mengeras (sklerema).
·
Tanda
– tanda hipotermia sedang:
a. Aktifitas berkurang, letargis
b. Tangisan lemah
c. Kulit berwarna tidak rata
d. Kemampuan menghisap lemah
e. Kaki teraba dingin
f. Jika hipotermia berlanjut akan
timbul cidera dingin
·
Tanda
– tanda hipotermia berat :
a. Aktifitas berkurang, letargis
b. Bibir dan kuku kebiruan
c. Pernafasan lambat
d. Pernapasan tidak teratur
e. Bunyi jantung lambat
f. Selanjutnya mingkin timbul
hipoglikemia dan asidosis metabolic
g. Resiko untuk kematian bayi
·
Tanda
– tanda stadium lanjut hipotermia
a. Muka, ujung kaki dan tangan berwarna
merah terang
b. Bagian tubuh lainnya pucat
c. Kulit mengeras dan timbul oedema
terutama pada punggung, kaki dan tangan (sklerema).
(saifudin, 2002)
C.
Penyebab dan resiko
·
Penyebab
utama
Kurang pengetahuan cara kehilangan
panas dari tubuh bayi dan pentingnya mengeringkan bayi secepat mungkin.
·
Resiko
untuk terjadinya hipotermia
a. Perawatan yang kurang tepat setelah
bayi baru lahir
b. Bayi di pisahkan dari ibunya segera
setelah lahir
c. Berat lahir bayi yang kurang dan
kehamilan premature
d. Tempat melahirkan yang dingin (putus
rantai hangat)
e. Bayi asfiksi, hipoksia, resusitasi
yang lama, sepsis, sindrom dengn pernafasan, hipoglikemia perdarahan intra
cranial.
(Dep.kes RI, 1992)
D.
Factor terjadinya hipotermia
1. Lingkungan
2. Syok
3. Infeksi
4. Gangguan endokrin metabolic
5. Kurang gizi, energy protein
6. Obat-obatan
7. Aneka cuaca
(Dep.kes RI, 1992)
E.
Prinsip dasar mempertahankan suhu
tubuh bayi baru lahir dan mencegah hipotermia
a. Mengeringkan bayi baru lahir segera
setelah bayi lahir
Bayi lahir dengan tubuh basah dengan air ketuban. Aliran udara melalui
jendela pintu yang terbuka akan mempercepat terjadinya penguapan dan bayi lebih
cepat kehilangan panas tubuh. Akibatnya dapat timbul serangan dingin (cols
stress) yang merupakan gejala awal hipotermia. Untuk mencegah terjadinya
serangan dingin, setiap bayi lahir harus segera dikeringkan dengan handuk yang
kering dan bersih (sebaiknya handuk tersebut dihangatkan terlebih dahulu).
Setelah tubuh bayi kering segera dibungkus dengan selimut, diberi topi atau
tutup kepala, kaus tangan dan kaki. Selanjutnya bayi diletakan dengan
terlungkup di atas dada untuk mendapat kehangatan dari dekapan ibu.
b. Menunda memandikan bayi bari lahir
sampai tubuh bayi stabil untukmencegah terjadinya serangan dingin, ibu atau
keluarga dan penolong persalinan harus menunda memandikan bayi baru lahir.
1. Pada bayi baru lahir sehat yaitu
lahir cukup bylan, berat > 2500 gram, langsung menangis kuat, maka
memandikan bayi ditunda ±24 jam setelah kelahiran.
2. Pada bayi baru lahir dengan resiko (
tidak termasuk criteria di atas), keadaan bayi lemah atau bayi dengan berta
lahir < 2500 gram, sebaiknya bayi jangan di mandikan di tunda beberapa hari
sampai keadaan umum membaik yaitu bila suhu tubuh bayi stabil, bayi sudah lebih
kuat dan dapat menghisap ASI dengan baik.
( Dep.kes RI, 1992)
F.
Tindakan pada hipotermia
Segera hangatkan bayi, apabila
terdapat alat yang canggih seperti incubator gunakan sesuai ketentuan. Apabila
tidak tersedia incubator cara ilmiah adalah menggunakan metode kanguru cara
lainnya adalah dengan penyinaran lampu.
a. Hipotermia sedang
1. Keringkan tubuh bayi dengan handuk
yang kering, bersih dan hangat.
2. Segera hangatkan tubuh bayi dengan
metode kanguru bila ibu dan bayi berada dalam satu selimut atau kain hangat
yang disertakan terlebih dahulu. Bila selimut atau kain mulai mendingin, segera
ganti dengan selimut atau kain yang hangat.
3. Ulangi sampai panas tubuh ibu
mendingin, serta ganti dengan selimut kain yang hangat.
Mencegah bayi kehilangan panas dengan cara:
Ø Member tutup kepala atau topi bayi
Ø Mengganti kain atau popok bayi yang
basah dengan yang kering dan hangat
b. Hipotermia berat
1. Keringkan tubuh bayi dengan handuk
yang kering, bersih dan hangat
2. Segera hangatkan tubuh bayi dengan
metode kanguru, bila perlu ibu dan bayi berada dalam satu selimut atau kain
yang hangat.
3. Bila selimut atau kain mulai
mendingin, segera ganti dengan selimut atau kain lainnya yang hangat ulangi
sampai panas tubuh ibu menghangatkan tubuh bayi
4. Mencegah bayi kehilangan panas
dengan cara :
Ø Member tutup kepala atau topi kepala
Ø Mengganti kain atau pakaian / popok
yang basah dengan yang kering atau hangat
5. Biasanya bayi hipotermia menderita
hipoglikemia. Karena itu ASI sedini mungkin dapat lebih sering selama bayi menginginkan
bila terlalu lemah hingga tidak dapat atau tidak kuat menghisap ASI. Beri ASI
dengan menggunakan NGT, bila tidak tersedia alat NGT beri infuse 10% sebanyak
60-80 ml kg liter.
6. Segera rujuk di RS terdekat.
(dep.kes RI, 1992)
G.
Pencegahan Hipotermia
Pencegahan
hipotermia merupakan asuhan neonatal dasar agar BBL tidak mengalami hipotermia.
Disebut hipotermia bila suhu tubuh turun di bawah 36,5 C. suhu normal pada
neonatus adalah 36,5-37,5 C pada pengukuran suhu melalui ketiak BBL mudah
sekali terkena hipotermia hal ini disebabkan karena :
1. Pusat pengaturan panas pada bayi
belum berfungsi dengan sempurna
2. Permukaan tubuh bayi relative luas
3. Tubuh bayi terlalu kecil untuk memproduksi
dan menyimpan panas
4. Bayi belum mampu mengatur posisi
tubuh dari pakaiannya agar ia tidak kedinginan
Hal-hal yang perlu dilakukan untuk pencegahan hipotermia adalah
mengeringkan bayi sedini mungkin, menutup bayi dengan selimut atau topi dan menempatkan
bayi diatas perut ibu (kontak dari kulit ke kulit). Jika kondisi ibu tidak
memungkinkan untuk menaruh bayi diatas dada ( karena ibu lemah atau syok) maka
hal-hal yang dapat dilakukan :
Ø Mengeringkan dan membungkus bayi
dengan kain yang hangat
Ø Meletakan bayi di dekat ibu
Ø Memastikan ruang bayi yang terbaring
cukup hangat
(Dep.kes RI, 1994)
ASUHAN KEBIDANAN
PADA BAYI “Y” UMUR 1 HARI DENGAN HIPOTERMIA SEDANG
DI PAVILIUN ANGGREK RSUD JOMBANG
Tanggal : 26 – 06 – 2012
Jam :
16.00 WIB
S : SUBJEKTIF
1. Identitas
Nama bayi : By.Ny “Y”II
Umur bayi : 1 hari
Tgl/ jam lahir : 26-06-2012/ 17.00 WIB
Jenis kelamin : perempuan
Anak : ke-4
Alamat : Ngogri, megaluh
Nama ibu : Ny “Y” Nama
ayah : Tn “S”
Umur : 37 tahun Umur
: 40 tahun
Agama : islam Agama : islam
Pendidikan : SMP Pendidikan
: SMP
Pekerjaan : tidak bekerja Pekerjaan : Swasta
Alamat : Ngogri, megaluh Alamat : Ngogri, megaluh
2. Riwayat persalinan sekarang
a. Jenis persalinan : persalinan spontan
b. Di tolong oleh : Bidan
c. Jenis kehamilan : Multiple
d. Ketuban : jernih
e. Usia kehamilan : 31-32 minggu
3. Keluhan utama
Hipotermia suhu 34,2 C, bayi lahir
spontan belakang kepala, bayi mengalami hipotermia dengan suhu 32,4 C.
4. Riwayat kesehatan sekarang
Pasien kiriman ponek jam 17.30 WIB,
GIV P30002 31-32 minggu gemeli inpartu kala 1 lahir spontan, ketuban jernih,
A-S=6-8, jenis kelamin perempuan, keluhan akral dingin, sesak + hipersalivasi.
5. Riwayat kesehatan lalu
Ibu mengatakan bahwa bayinya selama
dalam kandungan tidak ada keluhan atau kelainan apapun.
6. Riwayat kesehatan keluarga
Ibu mengatakan dalam keluarganya
tidak ada yang menderita penyakit menurun seperti : jantung, DM, hipertensi,
asma, penyakit menahun seperti : jantung, DM, penyakit menular : TBC, HIV/AIDS.
7. Riwayat neonatal, kehamilan dan
persalinan
a. Prenatal : ibu hamil anak ke-4
ANC TM I : 2X di bidan, terapi:
Fe,kalk
TM II : 4X di bidan, terapi: fe, kalk
TM III : 3X di bidan, terapi : fe, kalk
b. Natal : ibu telah melahirkan anak yang ke-4, lahir bayi perempuan
secara normal, di tolong oleh bidan, A-S=6-8
c. Post Natal : saat ini keadaan bayi jelek, bayi mengalami hipotermia
sedang dengan suhu 34,2 C. BB: 1520 gram, PB: 43 cm, LIDA: 24 cm, lingkar
abdomen: 24 cm.
O : OBJEKTIF
1. Pemeriksaan Umum
Keadaan umum : lemah
Warna kulit : cyanosis
Reflek :
Ø Rooting (menoleh) : lemah
Ø Moro (mendekap) : lemah
Ø Walking (menendang) : lemah
Ø Graph(menggenggam): lemah
Ø Sucking (menghisap) : lemah
TTV
Suhu : 34,2 C
RR : 54 x/ menit
HR : 144x/ menit
BB : 1520 gram
PB : 43 cm
APGAR SCORE
Menit 1 : appeance (warna kulit): 1 menit 5 A : 1
Pulse (frek. nadi) : 2 P
: 2
Grimace (rangsangan) : 1 G :
2
Activity (tonus otot) : 1 A
: 1
Respiration (pernapasan):1 R : 2
2. Pemeriksaan Fisik Umum
·
Inspeksi
Ø Kepala : simetris, tumbuh rambut warna hitam, tidak ada kelainan
Ø Muka : simetris, kebiruan, tidak ada lanugo
Ø Mata : simetris, konjungtiva merah muda, sclera putih.
Ø Hidung : simetris, terpasang oksigen nasal 2 Lpm
Ø Telinga : simetris, tidak ada serumen
Ø Mulut : simetris, bibir tampak kering, terpasang OGT
Ø Leher : tidak tampak pembesaran kelenjar tyroid, dan tidak
tampak bendungan vena jugularis.
Ø Dada : tidak ada kelainan
Ø Mamae : simetris, putting susu menonjol,areola mamae kemerahan.
Ø Tali pusat : bersih, tidak ada perdarahan, tali pusat belum kering da
belum lepas, tali pusat di balut dengan kasa steril, terpasang infuse
umbilical.
Ø Genetalia : labia mayor menutupi labia minor
Ø Anus : tidak ada atresia ani
Ø Ekstremitas : tidak ada kelainan, terlihat berwarna kebiruan.
·
Palpasi
Ø Kepala : tidak ada oedema, tidak ada kelainan seperti chepal
hematom, caput sucsadenum, anensefalus, dan hidrosefalus.
Ø Ubun – ubun : datar
·
Auskultasi
Ø Dada : tidak ada wheezing, tidak ada ronchi
·
Antropometri
Ø FO :
30 cm
Ø Lingkar dada : 24 cm
Ø Lingkar abdomen : 24 cm
3. Pemeriksaan penunjang
Ø Hemoglobin : 14,2 g/dl
Ø Lekosit : 9400 cmm
Ø Hematokrit : 44, 9 %
Ø Eritrosit : 3.850.000
Ø Trombosit : 398.000 cmm
Ø Gol darah : B
·
Terapi
Ø Inf. D10 0,18 % 100 cc
Ø Ca gluconas 5 cc
Ø Aminof 50 cc
Ø Aminipilin bolus drip 3 cc
Ø Inj. Ampi 2x100 mg
Ø P.O urdg hex d pomobarbital
Ø PASI 8x2,5 cc
A : ANALISA DATA
Dx :
bayi Ny “Y” umur 1 hari dengan hipotermia
Ds :
-
Do :
keadaan umum : jelek
TTV
Suhu
: 34,5 C
RR : 54x/menit
HR : 144x/ menit
BB : 1520 gram
PB : 43 cm
LIDA
: 24 cm
L.abdomen
: 24 cm
Sesak
: (+)
Terpasang
: 2 Lpm
Masalah : -
Kebutuhan :
Ø Thermoregulasi
Ø Pemberian ASI atau PASI
Ø Perawtan bayi sehat sehari-hari
Ø OGT
Ø Infus DL 10% 100 cc
Ø RL 40
cc / 1 jam
Ø Vit K 1 mg IM
Ø Inj. Ampi 2x100 mg
Ø Inf. D10 0,18 % 100 cc
Ø Ca gluconas 5 cc
Ø Aminofusin 50 cc
Ø Aminopilin bolus drip 3 cc
Ø PASI 8x2,5 cc
P : PENATALAKSANAAN
1. 26-06-2012 Lakukan penghangatan pada tubuh bayi
16.00
WIB Melakukan
penghangatan pada tubuh bayi dengan cara meletakan bayi pada incubator dengan
suhu 37,5 C.
Agar bayi hangat dan tiddak terjadi hipotermia.
2. 26-06-2012 lakukan observasi TTV pada bayi
16.30 WIB melakukan observasi TTV pada bayi
dengan cara mengukur suhu tubuh bayi, menghitung frek. Nafas bayi.
S : 34,5 C
HR : 144x/ menit
RR : 54x/ menit
3. 26-06-2012 lakukan pemasangan infus, pemasangan O2
nasal, pemasangan OGT.
Melakukan pemasangan infus RL DL 10 % 100 cc, pemasangan O2 nasal 2 Lpm,
dan pemasangan OGT.
Agar kondisi bayi lebih baik
Catatan perkembangan
Tanggal : 27-06-2012
Jam
: 10.30 WIB
S : -
O : keadaan
umum : lemah
Suhu
: 35,2 C
Nadi
: 120 x/ menit
BAB/
BAK : +/+
Tangis
: lemah
Gerak
/ tonus : lemah
Warna
kulit : cyanosis
A : Bayi “Y” umur 2 hari BCB dengan
hipotermia sedang
P :
Ø Thermoregulasi
Ø Pemberian ASI atau PASI
Ø Perawatan bayi sehat sehari-hari
Ø RL 40 cc/ 1 jam
Ø Inj. Ampi 2x100 mg
Ø Ca gluconas 5 cc
Ø Aminopilin bolus drip 3 cc
Ø PASI 8x2,5 cc
Tanggal : 28-06-2012
Jam
: 09.00 WIB
S : -
O : keadaan
umum : Jelek
Suhu
: 33,6 C
Nadi
: 52 x/ menit
BAB/
BAK : +/-
Tangis
: lemah
Gerak
/ tonus : lemah
Warna
kulit : cyanosis
A : Bayi “Y” umur 3 hari BCB dengan
hipotermia sedang
P :
Ø Thermoregulasi
Ø Inf. DL 10% 100cc
Ø Inj. Ampi 2x100 mg
Ø Ca gluconas 5 cc
Ø Aminopilin bolus drip 3 cc
Ø PASI 8x2,5 cc
Ø Resusitasi
Tanggal : 28-06-2012
Jam :
10.30 WIB
Bayi “Y” umur 3 hari BCB dengan
hipotermia sedang meninggal dunia
BAB IV
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Asuhan kebidanan pada bayi baru lahir dengan
hipotermia merupakan aspek penting pasca persalinan. Oleh sebab itu, asuhan
yang diberikan harus benar-benar cepat, aman, dan tepat.
Setelah dilakukan asuhan kebidanan pada bayi
“Y” umur 1 hari dengan hipotermia sedang dapat menarik kesimpulan bahwa
penatalaksanaan yang dilakukan sesuai dengan teori dan bayi “Y” dikatakan
hipotermia sedang dan keadaan saat ini mulai membaik.
B.
Saran
1. Bagi mahasiswa
Mempelajari
lebih lanjut tentang teori yang berhubungan dengan asuhan bayi dengan
hipotermia, sehingga mampu memberkan asuhan pada bayi dengan hipotermia secara
komperhensif.
2. Bagi petugas
Petugas
memberikan asuhan secara komferhensif secara cepat, aman dan tepat.
DAFTAR PUSTAKA
·
Depkes
RI.1994. pedoman penanganan kegawatdaruratan obstetric dan neonatal. departemen
kesehatan RI, Jakarta.
·
Saifudin,
abdul bari. 2002. pelayanan kesehatan maternal dan neonatal. INPKKRPOGI dan
YBS-SP, Jakarta.
·
Wiknjosastro,
gulardi H, dkk.2007. asuhan persalinan normal, JNPK-KR. Jakarta.
LIKE, cukup membantu. makasih dari ku
BalasHapusterimakasih telah share makalahnya, sangat membantu :)
BalasHapusGraton Casino, BW, Philadelphia - Mapyro
BalasHapusFind 부산광역 출장마사지 the best Casinos & Hotel near 동두천 출장안마 Graton Casino, BW, Philadelphia in 경상남도 출장마사지 2021 - See all reviews, photos and list of 문경 출장안마 casinos 울산광역 출장샵 near you.